Rabu, 24 November 2010

Paguyuban dan Sistem Banjar


(Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktik Kebidanan Melalui Paguyuban dan Sistem Banjar)

       Negara Indonesia memiliki bermacam-macam agama dan budaya. Selain itu bangsa Indonesia juga memiliki begitu banyak kesenian tradisional serta perkumpulan-perkumpulan dari berbagai suku dan kesamaan yang biasanya disebut dengan paguyuban. Dalam memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan diantaranya pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta dengan cara-cara lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu.
 
       Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan lebih bersifat promotif dan preventif bukan bersifat kuratif, serta mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya sesuai dengan prinsip-prinsip PHC. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggungjawabnya dalam menggerakkan PSM khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.

       Dalam kelompok-kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan sosial yang didasarkan kesatuan wilayah,ialah desa. Kesatuan-kesatuan sosial serupa itu kesatuan yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara-upacara juga keagamaan yang keramat. Pada umumnya  tampak beberapa perbedaan antara desa di pegunungan dan desa adat di tanah datar menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut bale agung,dan berhak mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari-hari tatap.

       Adapun beberapa cara pendekatan bidan dalam wilayah banjar Bali, diantaranya menggerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan setempat. Selain menggerakkan dan membina peran seta masyarakat, pemerintah memberikan, menerapkan, dan menjalankan PosKesDes (Pos Kesehatan Desa) yang ditujukan untuk seluruh masyarakat setempat, dan terjangkau sampai ke daerah pendalaman. Guna penyuluhan masyarakat bertujuan dapat menghasilkan perubahan perilaku yang lestari untuk keluarganya, individu keluarga dan masyarakat itu sendiri. Selain itu penyuluhan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, membina dan memberikan bimbingan dan teknis kepada kader termaksud dukun, (peran bidan sebagai pendidik). Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan para ibu, anak, dan KB.

        Paguyuban atau gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal, serta jauh dan pamrih-pamrih. Menurut Ferdinand tones ciri-ciri pokok dari paguyuban antara lain ialah intimate,private dan exclusive. Intimate merupakan hubungan menyeluruh yang mesra, sedangkan private merupakan hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja dan exclusive merupakan hubungan bahwa hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain diluar “kita”. Sedangkan secara umum ciri-ciri paguyuban yaitu adanya hubungan perasaan kasih saying, adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, selalu memegang teguh adat lama yang konservatif, sifat gotong royong masih kuat dan hubungan kekeluargaan masih kental.
 
       Adapun beberapa tipe yang ada di masyarakat diantaranya paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood ) yaitu paguyuban berdasarkan keturunan seperti kelompok kekeluargaan dan keluarga besar, paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place ) yaitu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong seperti arisan, RT, RW, karang taruna, PKK dan pos kambling atau ronda, paguyuban karena jiwa pikiran (gemneinschaft by mind) yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.
 
       Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar