Minggu, 28 November 2010

Pembangunan Kesehatan Di Masyarakat

(Hubungan Terhadap Pembangunan Kesehatan Di Masyarakat)

       Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa,dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.pemeliharaan kesehatan adalah upaya penangulangaan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,pengobatan,  dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan Ddata terakhir menunjukan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan serta menjaga kesehatan .


       Adapun upaya-upaya pemerintah dan pembangunan kesehatan di masyarakat adalah Untuk mencapai sasarabn millenium development goals(MDGs) yaitu angka kematian ibu (AKI) SEBESAAR 102 PER 100.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015,perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja  keras karena kondisi saat ini,AKI 307 per 100.00 KH dan AKB 34 per 1.000 KH.  hal ini sambutan menkes yang di bacakan sekretaris jenderal kementrian kesehatan dr.ratna rosita hendardji,MPH dalam kampanye program  perencanaan persalinan pencegahan  komplikasi(P4K) dan pengunaan buku KIA,bekerja sama dengan solidaritas istri kabinet bersatu (SIKIB),di jakarta (3/2/2010). 

       Hal ini mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat di pahami dalam konteks pengertian yang lain sedangkan definisi sakit ialahs eseorang di katakan akit apabila ia menderita penyakit nenahu(kronis) atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas/kegiatan terganggu, walaupun seseorang sakit(istilah sehari-hari)seperti masuk angin,pilrk,tetapi tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya,maka ia dianggap tidak sakit,  pembangunan kesehatan yang ada berguna bagi kebutuhan hidup serta bermanfaat bagi kehidupan orang banyak 





sumber referensi:
http://www.google.co.id/search?q=Hubungan+Terhadap+Pembangunan+Kesehatan+Di+Masyarakat&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

Masa Nifas

(Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas)

       Aspek budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang mendasar , yang berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) . serta mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Masa nifas adalah dimana kelahiran plasenta berakhir sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamnya 6 minggu-8 minggu, selain itu juga masa nifas juga merupakan masa kritis pada bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir . untuk itu perawatan pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk di perhatikan .

       Adapun macam-macam perawatan pada ibu dan bayi diantaranya perawatan masa nifas mencakup berbagi aspek mulai dari pengaturan mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, perawatan juga memanfaatkan sistem pelayanan biomedical . Adapun cara untuk Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


       Berikut ini macam-macam aspek  pada masa nifas diantaranya pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam “ngayep” dilarang banyak makan dan minum, pada masa nifas dilarang tidur siang, pada masa nifas ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan tapel dan pada Masa nifas ini ibu juga harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.


       Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di wilayah Puskesmasyakni ada dua secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Adapun secara praktis untuk meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan enambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang asuhan kebidanan nifas khususnya tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
 

sumber referensi:
Soepardan, Soeryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
 

Tujuan Pembangunan Pada Masyarakat Di Bidang Kesehatan

(Cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktik Kebidanan)

       Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badandan sosial  yang memungkinkan setiap orang hidup secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain sedangkan definisi yang bahkan lebih sederhana pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusi bagi kesehatan masyarakat .kesehatan dari lembaga atau perusahan di bidang pemeliharaan kesehatan Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih sulit  berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

       Adapun Kesehatan Menurut Undang-Undang (UU) ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat dan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan  melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sarana  kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan dan kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna

       Adapun tujuan kesehatan dalam segala aspek, diantaranya memajukan kesejahteraan bangsa yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang , pangan , pendidikan kesehatan, lapangan  kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal  berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia pemerintahan .

       Untuk jangka panjang, tujuan  pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut diantaranya peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, peningkatan status gizi masyarakat, pengurangan kesakitan dan kematian dan pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Sedangkan tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan adalah terbagi dua, secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia, melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia dan melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular. Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan, makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat, pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem, limbah  cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit dan lain-lain, penularan penyakitnya, perumahan  dan pembangunan  yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan dan radiasi serta kesehatan kerja. Tujuan dari pembagunan kesehatan adalah yang berpengaruh pada keadaan lingkungan , ruang lingkup , serta segala aspek yang ada dan sumber undang-undang hukum di masyarakat. Sumber nya Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan & Undang-undang No.29 Tahun 2004.


sumber referensi:

http://erlitagustin04.blogspot.com/

Nilai-Nilai Filosofi Dalam Pembangunan

(Cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktik Kebidanan)

       Filsafat hukum dan pembangunan merupakan dua konsep yang berbeda. Filsafat hukum sebagai suatu disiplin keilmuan, sementara pembangunan hukum merupakan suatu kebijaksanaan yang bersifat nasional dalam bentuk pembangunan di bidang hukum. Pembangunan di bidang hukum menjadi penting karena bertujuan untuk menghasilkan produk-produk hukum yang dapat mendukung dan mengamankan pembangunan nasional, karena aktualisasi dari suatu negara. Pembangunan nasional pada dasarnya memiliki arti penting dan strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia. Disebabkan karena pembangunan hukum nasional merupakan upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana yang disyaratkan pada pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

       Pembangunan hukum yang dilandasi oleh nilai dasar atau nilai ideologis, nilai historis, nilai yuridis serta nilai filosofinya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk dapat menikmati rasa keadilan, kepastian manfaat hukum yang pada akhirnya akan bermuara pada pembentukan sikap dan kesadaran masyarakat terhadap hukum. Bagi masyarakat yang sedang membangun sebagaimana halnya masyarakat Indonesia, membangun termasuk di dalamnya membangun hukum tidak saja berarti kontrol dalam kehidupan masyarakat, akan tetapi hukum yang dibangun harus juga berfungsi sebagai sarana untuk memelihara dan sekaligus untuk mengembangkan potensi pembangunan nasional secara lebih luas. Pentingnya hukum dibangun agar hukum dapat menjadi sarana pembangunan dan pembaharuan masyarakat yang kita harapkan. Hukum juga dapat berperan sebagai objek pembangunan dalam rangka mewujudkan hukum yang ideal sesuai dengan nilai-nilai hidup di masyarakat.

       Dalam hal mengintegrasikan dimensi kependudukan dalam perencanaan pembangunan (baik nasional maupun daerah) maka manfaat paling mendasar yang diperoleh adalah besarnya harapan bahwa penduduk yang ada didaerah tersebut menjadi pelaku pembangunan dan penikmat hasil pembangunan. Itu berarti pembangunan berwawasan kependudukan lebih berdampak besar pada peningkatan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan dibanding dengan orientasi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan (growth). Pembangunan berwawasan kependudukan ada suatu jaminan akan berlangsung proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan berwawasan kependudukan menekankan pada pembangunan lokal, perencanaan berasal dari bawah (bottom up planning), disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal, dan yang lebih penting adalah melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan.

       Pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.Dan juga keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan.Apa yang dapat dipelajari dari krisis ekonomi yang berlangsung saat ini adalah bahwa Indonesia telah mengambil strategi pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan potensi serta kondisi yang dimiliki.

Pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.Dan juga keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.


sumber referensi:
Ø                   Harjito Notopuro, Konsep Filsafat Hukum Pembangunan Nasional, Jakarta P.T Raja Grafindo, 1993
Ø                   www.google.com, nilai falsafah pembangunan masyarakat

Pendekatan Melalui Agama

(Cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktik Kebidanan)    

       Negara kita bangsa Indonesia memiliki lima agama yang diakui yaitu Islam, Kristen Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Selain itu bangsa Indonesia juga memiliki begitu banyak kesenian tradisional serta perkumpulan-perkumpulan dari berbagai suku ataukesamaan yang biasanya disebut paguyuban. Dalam memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan diantaranya pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta dengan cara-cara lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu. 

       Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan lebih bersifat promotif dan preventif bukan bersifat kuratif, serta mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya sesuai dengan prinsip-prinsip PHC. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggungjawabnya dalam menggerakkan PSM khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.

       Agama dapat memberikan petunjuk atau pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya, agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa, agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya dan agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal atau perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya.

       Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama diantaranya upaya pemeliharaan kesehatan. Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan atau menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan kecacatan. Adapun beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain makan makanan yang bergizi, menjaga kebersihan (hadist mengatakan bahwasanya kebersihan sebagian dari iman), berolah raga, pengobatan diwaktu sakit dan upaya pencegahan penyakit. Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.

       Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit diantaranya dengan pemberian imunisasi (imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3), pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun, dimana pada surah Al-Baqarah ayat 233 memerintahkan seorang ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun,.dan memberikan penyuluhan kesehatan, hal ini dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya. Adapun upaya pengobatan penyakit Nabi SAW, Nabi Muhammmad SAW bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah SWT, ada obat yang diturunkan-Nya”. Dalam hal ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.

       Pandangan agama (Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana (KB). Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu atau hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir atau kehendak Allah SWT. Adapun pendapat atau pandangan agama (Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan atau menghalalkan dan melarang atau mengharamkan. Pendapat atau pandangan agama yang memperbolehkan atau menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD diantaranya yang menjarangkan kehamilan dan menghentikan kehamilan. Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik dan jika di dalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga. Pendapat atau pandangan agama yang melarang atau mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD ialah yang bersifat aborsi ( bukan kontrasepsi), mekanisme IUD yang belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan) dan pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aurat wanita.

       Adapun dalam pelayanan kotrasepsi sistem operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua pendapat atau pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat atau pandangan yang memperbolehkan yakni apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum (Islam) mengatakan ”Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa” dan sama halnya mengenai melihat aurat orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan. Adapun pandangan atau pendapat yang melarang yakni sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan, mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mania tau tuba) dan dengan melihat aura orang lain.

sumber referensi:

1. George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press. Jakarta 1986
2. Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes. Jakarta 1996.
3. Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 1998

Sabtu, 27 November 2010

Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional

(Cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktik Kebidanan)

       Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik dan mampu memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman, sehingga memberi kepuasan (sembuh cepat dengan pelayanan yang baik). Rumah sakit perlu mengembangkan suatu system pelayanan yang didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat di pertanggung jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat.Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan (pelayanan medis dan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan berbagai sumber daya seperti ketenangaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energi dan waktu.
       Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggungjawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki keterampilan professional,ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembati pelayanannya kepada pasien.
       Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain: memiliki pengetahuan yang adekuat, dan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi,melalui pendekatan social dan budaya yang akurat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan dengan berbagai cara misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas,bukanlah sesuatu yang tabu. Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan lebih bersifat Promotif dan Preventif bukan bersifat Kuratif. Serta seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
       Istilah seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil. Adapun pengertian seni menurut para ahli budaya diantaranya menurut Drs. Popo Iskandar berpendapat, seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin disampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok. Ahdian karta miharja, berpendapat seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya, mempunyai bentuk untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya. Kesenian merupakan produk dari manusia sebagai homeostetiskus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Manusia semata-mata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga pandangan indah serta suara merdu, semua dapat dipenuhi melalui kesenian. Namun kesenian secara umum, dikenal dengan rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup. Rasa keindahan yang dirasakan dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang sedangkan ksenian tradisional adalah kesenian yang di pegang teguh pada norma dan adat kebiasaan, yang ada secara turun menurun atau kesenian baru hasil dari pengembangan kebudayaannya.
       Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi oleh perasaan dan kemauan secara naluriah prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap kesenian seolah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Kesenian sebagai karya kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah pembabaran ide yang bersifat batiniah dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian seluruh panca indera kita, khususnya penglihatan perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asiknya terhadap bentuk kesenian itu yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya, yang bersifat lahiriah untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya kesenian itu, serta ide yang melantar belakangi kehadirannya.Maka dalam pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup hanya bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari kata yunani berarti merasa sama. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu. 

       Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni. Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.dan peranannya. Seni sebagai kebutuhan. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi. Sebagai ungkapan gagasan. Untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain. Alat komunikasi yaitu berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan. Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya kesenian wayang kulit, dapat dimasukkan pesan-pesan kesehatan misalnya, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, makanan bergizi, dll dan menciptakan lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat. Kesenian sebagai seni terapi.Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll.



sumber referensi:
Diambil pada tanggal 9 Oktober 2010

Dimbil pada tanggal 13 Oktober 2010

Adat-Istiadat Perkawinan Di Daerah (Aceh)

(Aspek Sosial Budaya Pada Perkawinan)
       Aspek sosial budaya sangat berpengaruh pada pola kehidupan manusia. Dalam era globalisasi berbagai perubahan yang ekstrempada masa ini menuntut smua manusia lebih memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak, yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
       Fakta -fakta kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi – konsepsi mengenai berbagai pantangan , hubungan sebab-akibat antara makanan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan sering kali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap  kesehatan ibu dan anak. Pola makan misalnya pasca dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.
       Aspek sosial budaya setiap perkawinan berdasarkan pola penyesuaian perkawinan dilakukan secara bertahap. Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup dengan penuh  kebahagiaan dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan. Pada fase perkenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan. Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabila sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi problema keluarga dengan beradaptasi dan membuat peraturan dan kesepakatan dalam rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.
       Menurut aspek sosial budaya, faktor pendukung keberhasilan penyusuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi, saling menghormati dan menghargai, saling terbuka antara suami istri. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagian dalam hidup berumah tangga akan tercapai.
       Faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian aspek sosial budaya  terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan diawal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah,perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun istri tidak tahu peran dan tugas nya dalam berumah tangga. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan, perbedaan,pola penyesuaian serta hal – hal baru dalam perkawinan sehingga masing-masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.
       Adapun salah satu contoh aspek sosial budaya perkawinan di provinsi Aceh, perkawinan  adalah sesuatu yang sangat sakral  di dalam budaya masyarakat  Aceh sebab hal ini berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan. Perkawinan mempunyai nuansa tersendiri dan sangat dihormati oleh masyarakat. Upacara perkawinan pada masyarakat Aceh merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari beberapa tahap, mulai dari pemilihan jodoh (suami/istri), pertunangan dan hingga upacara peresmian perkawinan. Suatu kebiasaan bagi masyarakat Aceh, sebelum pesta perkawinan dilangsungkan terlebih dahulu tiga hari tiga malam diadakan upacara meugaca atau boh gaca (berinai) bagi pengantin laki – laki dan pengantin perempuan di rumahnya masing – masing. Tampak kedua belah tangan dan kaki pengantin  dihiasi dengan inai.
       Pada puncak acara peresmian perkawinan, maka diadakan acara pernikahan. Setelah selesai acara nikah, linto baro di bimbing ke pelaminan persandingan, di mana dara baro telah terlebih dahulu duduk menunggu. Sementara itu dara baro bangkit dari pelaminan untuk menyembah suaminya. Penyembahan suami ini disebut dengan seumah teuot linto. Setelah dara baro teuot linto, maka linto baro memberikan sejumlah uang kepada dara baro yang disebut dengan pengseumemah (uang sembah). Selama acara persandingan ini, kedua mempelai dibimbing oleh seorang nek peungajo. Biasanya yang menjadi peungajo adalah seorang wanita tua. Kemudian kedua mempelai itu diberikan makan dalam sebuah pingan meututop (piring adat) yang indah dan besar bentuknya.
       Selanjutnya kedua mempelai tadi di peusunteng (disuntingi) oleh sanak keluarga kedua belah pihak yang kemudian diikuti oleh para jiran (tetangga). Keluarga pihak linto baro menyuntingi (peusijuk atau menepung tawari) dara baro dan keluarga pihak dara baro menyuntingi pula linto baro. Tiap – tiap orang menyuntingi selain menepung tawari dan melekatkan pulut kuning di telinga temanten, juga memberi sejumlah uang yang disebut teumentuk. Acara peusuntengini lazimnya didahului oleh ibu linto baro, yang kemudian disusul oleh orang lain secara bergantian dan apabila acara peusunteng sudah selesai, maka rombongan linto baro minta ijin untuk pulang ke rmahnya. Linto baro turut pula dibawa pulang. Ada kalanya pula linto baro tidak dibawa pulang, ia tidur di rumah dara baro, tetapi pada pagi – pagi benar linto baro sudah meninggalkan rumah dara baro karena malu menurut adat, bila linto baro masih di rumah dara baro sampai siang.

sumber referensi:
http://indogear.co.cc/index



Kesehatan Ibu dan Mitos-Mitos Mengenai Kesehatan Ibu

(Aspek Sosial Budaya Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Ibu)

       Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan anak prasekolah sehat. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia selalu menjadi masalah pelik yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif. Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia sama sekali belum bisa dikatakan menggembirakan.

       Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 angka kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100 ribu kelahiran. Tingginya angka kematian ibu dan bayi sebesar 307 per 100 ribu kelahiran hidup, menjadi salah satu indikatornya buruknya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kendati berbagai upaya perbaikan serta penanganan telah dilakukan, namun disadari masih diperlukan berbagai dukungan dan Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia  (SDKI) 1994 masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah pendarahan dan eklampsia. Kedua sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai. Walaupun proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melakukan ANC minimal satu kali telah mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut SDKI 1994, hanya 43,2% yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan.Persalinan oleh tenaga kesehatan menurut SDKI 1997, masih tetap rendah, di mana sebesar 54% persalinan masih ditolong oleh dukun bayi.Usia kehamilan pertama ikut berkontribusi kepada kematian ibu di Indonesia. Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak (SKIA) 2000 menunjukkan umur median kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun.SDKI 1997 melaporkan 57,4% Pasangan Usia Subur (PUS) menggunakan alat kontrasepsi dan sebanyak 9,21% PUS sebenarnya tidak ingin mempunyai anak atau menunda kehamilannya, tetapi tidak memakai kontrasepsi (unmet need). Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997 menjadi sebab utama menurunnya daya beli PUS terhadap alat dan pelayanan kontrasepsi.

       Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat proses reproduktif per 100.000 kelahiran hidup.Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo.1985). Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan pada daerah dan tahun tertentu. Jumlah kelahiran hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu. Konstanta= 1000 bayi lahir hidup. Umumnya sebab kematian ibu adalah  perdarahan, hipertensi, dan infeksi.

       Perdarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas perdarahan post partum, perdarahan berkaitan abortus, perdarahan akibat kehamilan ektopik, perdarahan akibat lokasi plasenta abnormal atau ablasio plasenta (plasenta previa dan absupsio plasenta), dan perdarahan karena ruptur uteri. Hipertensi yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas hipertensi yang diinduksi kehamilan dan hipertensi yang diperberat kehamilan. Hipertensi umumnya disertai edema dan proteinuria (pre eklamsia). Pada kasus berat disertai oleh kejang-kejang dan koma (eklamsia). Infeksi nifas atau infeksi panggul post partum biasanya dimulai oleh infeksi uterus atau parametrium tetapi kadang-kadang meluas dan menyebabkan peritonitis, tromboflebitis dan bakteriemia. Adapun beberapa alasan menurunnya angka kematian ibu diantaranya transfusi darah, anti mikroba dan pemeliharaan cairan elektrolit, keseimbangan asam-basa pada komplikasi- komplikasi serius kehamilan dan persalinan.
       Adapun beberapa aspek budaya di kalangan masyarakat terhadap kesehatan Ibu seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, masyarakat Betawi, dan Subang. Di Jawa Tengah ibu hamil pantang makan telur karena akan  mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Di Jawa Barat  ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Sedangkan di daerah Subang ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo,1993).
       Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI; ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional, ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu , Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh (Iskandar et al., 1996).
        Adapun aspek sosial di kalangan masyarakat terhadap kesehatan ibu seperti  pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan yang pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-praktek tradisional tertentu rnasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup. Penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (kejang-kejang yangberlebihan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga.
       Umumnya, terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.


      sumber referensi:
Ø      Central Bureau of Statistics et al 1995 Indonesia DemograQhic and health Survey
Ø      Departemen Kesehatan R.I 1994 Profil Kesehatan Indonesia 1994, Pusat Data Kesehatan, Jakarta
Foster, George M dan Barbara G. Anderson 1986 Antropologi Kesehatan, diterjemahkan oleh Meutia F. Swasono dan Prijanti Pakan. Jakarta: UI Press
Iskandar, Meiwita B., et al 1996 Mengungkap Misteri Kematian Ibu di Jawa Barat, Depok, Pusat Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian, Universitas Indonesia.
Ø      Kalangi, Nico S 1994 Kebudayaan dan Kesehatan, Jakarta: Megapoin.
Koentjaraningrat dan A.A Loedin 1985 llmu-ilmu sosial dalam Pembangunan Kesehatan, Jakarta: PT Gramedia.
Ø      Wibowo, Adik 1993 Kesehatan Ibu di Indonesia: Status "Praesens" dan Masalah yang dihadapi di lapangan. Makalah yang dibawakan pada Seminar " Wanita dan Kesehatan", Pusat Kaajian Wanita FISIP UI, di Jakarta
Di postkan oleh ILMU KEPERAWATAN pada 19.35

Mitos-Mitos Mengenai Kesehatan Anak

(Aspek Sosial Budaya Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Anak)      
       Di era zaman globalisasi ini, kesehatan anak merupakan hal yang cukup memprihatinkan. Terdapat banyak sekali kasus anak-anak yang terkena penyakit tertentu karena tidak tercukupi kebutuhan gizi sang anak tersebut seperti banyak anak-anak di pelosok desa yang orangtuanya hanya sekedar memberi kebutuhan gizi kepada anak-anak mereka yang umumnya berkaitan dengan factor ekonomi. Saat ini perkembangan tehnologi medis kian canggih namun meski demikian, secanggih apapun tehnologi yang berkembang tidak menghilangkan sejumlah mitos yang diyakini masyarakat. Bahkan mitos yang ada justru lebih dipercaya ketimbang nasehat dokter atau tenaga medis lainnya. Terlebih mitos mengenai kesehatan anak, orang zaman dahulu mempercayai bahwa jika melakukan sesuatu yang telah lama dilakukan oleh pendahulunya maka mereka juga akan melakukan itu pada anak-anak mereka. Padahal hal tersebut akan menjadi penghambat pertumbuhan dan kesehatan anak tersebut. Sehingga anak mudah sekali terserang penyakit.
       Adapun mitos-mitos yang berkembang di masyarakat dewasa ini, seperti jika rambut anak anda basah maka anak tersebut akan masuk angin namun faktanya pakar kesehatan Jims Scars mengatakan dari riset yang dilakukan di Ingggris dimana setengah kelompok anak dibiarkan dalam ruangan yang hangat sedangkan sisanya berada di lorong dengan kondisi basah kuyup. Setelah beberapa jam, kelompok yang berada di lorong tidak mengalami pilek atau flu, keadaan basah atau kedinginan belum tentu mempengaruhi system kekebalan secara langsung. Adupun mitos lainnya seperti anak perlu makan ketika kedinginan dan meminum banyak air ketika anak tersebut demam, faktanya hal yang seharusnya adalah menjaga cairan tubuh merupakan hal terpenting yang harus dilakukan, ketika seseorang memiliki banyak cairan maka semakin mudah terkena penyakit meski demikian anak tersebut tidak perlu mengkonsumsi minuman elektrolit bila tidak mengalami dehidrasi atau diare, selain dua mitos yang berkembang dia tas, masih terdapat beberapa mitos umum yang berkembang dewasa ini seperti bahwa seorang anak akan kehilangan 75%  panas tubuh melalui kepala, mitos seperti ini berkembang karena keharusan kepala bayi yang baru lahir ditutupi ketika cuaca dingin. Hal ini dibenarkan karena kepala bayi memiliki prosentase lebih besar daripada bagian tubuh lainnya. Akan tetapi ketika sudah besar, keluarnya panas melalui kepala kepala hanya 10%, sisanya panas tubuh keluar melalui kaki, lengan dan tangan.
       Adapun mitos-mitos lain yang berkembang yang patut diketahui oleh para orang tua agar dapat mengetahui dan memahami fakta dari mitos-mitos yang berkembang dewasa ini seperti mengenai vitamin, hal ini sangat perlu diketahui agar tak salah langkah. Seperti bahwasanya seorang anak kurus karena kekurangan vitamin. Orang sering berpikir, anak yang gemuk dan lincah pastilah sehat padahal faktanya belum tentu anak gemuk belum tentu tercukupi kebutuhan vitaminnya. Pasalnya, tubuh yang besar relatif butuh makanan lebih banyak. "Bisa jadi, anak yang gemuk tersebut kurang darah alias mengidap anemia."  Biasanya pada saat lahir, anak tersebut mendapat cadangan makanan (baik zat besi maupun vitamin) yang cukup dari ibunya namun seiring pesatnya pertumbuhan, ia ternyata relatif kekurangan vitamin pembentukan darah. Untuk itu harus mendapat tambahan asam folat, zat besi, dan vitamin C. Sebaliknya, seorang anak yang kurus juga belum tentu kekurangan vitamin. Pemikiran bahwa anak gemuk itu sehat dan anak kurus tidak sehat, jelas pemikiran ini salah karena patokannya sekarang adalah tumbuh dan kembang. Untuk mengetahui apakah seorang anak  cukup ideal, bisa menggunakan alat ukur grafik berat, tinggi dan umur yang saling dibandingkan. Selain itu, faktor genetik pun bisa mempengaruhi anak menjadi kurus, gemuk, pendek, tinggi, dan lainnya. Selain mitos bahwa seorang anak kurus karena kekurangan vitamin, terdapat beberapa mitos lain seperti apabila nafsu makan seorang anak hilang, cekok saja anak tersebut dengan vitamin, seringkali kita melihat orang tua yang dengan sembarangan mencekokkan vitamin pada anaknya yang sulit makan. Mencekokkan vitamin dianggap bisa mengembalikan nafsu makan anak padahal hilangnya nafsu makan anak disebabkan banyak hal seperti karena sakit tenggorokan, sariawan, gigi tumbuh, gigi copot, anak flu, atau bisa juga karena anak tersebut terkena TBC. Pemberian vitamin yang berlebihan justru bisa membuat anak kehilangan nafsu makan terutama jika anak kehilangan vitamin C atau asam askorbat. Asam jika dimakan berlebih akan menyebabkan perut perih. Apalagi jika anak makan tidak teratur, bisa saja terjadi luka di lambung tetapi pada anak keci atau anak usia perumbuhanl hal ini jarang terjadi. Adapun penyakit mag yang umumnya diderita orang dewasa. Untuk itu sebaiknya mengkonsumsi vitamin sesuai dosis wajarnya 50 mg. Jangan termakan iklan yang menyebutkan bahwa menelan vitamin dosis tinggi (sampai 1.000 mg) bisa membantu stamina tetap kuat dan tidak sakit-sakitan. Adapun mitos lain yang berkembang bahwa  dengan mengkonsumsi vitamin membuat seorang anak lebih cerdas namun faktanya vitamin memang bisa membuat anak cerdas, namun tetapi prosesnya tentu saja tidak langsung. Cerdas itu terjadi karena anak mengalami perkembangan. Misalnya cepat bicara, berjalan, bermain, dan lainnya. 

Mitos-Mitos Mengenai Bayi Baru Lahir


                   (Aspek Sosial Budaya Pada Bayi Baru Lahir) 

                  Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dimana beragam suku dan berbagai budaya ada. Berbedanya kebudayaan ini menyebabkan banyaknya mitos mengenai bayi baru lahir. Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir. Materi ini sangat penting untuk dipelajari bagi tenaga kesehatan khususnya bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya yang akan bertugas kedaerah-daerah dengan kebudayaan yang masih kental, agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat dan dapat menciptakan perubahan sehingga mitos-mitos yang merugikan tidak lagi di laksanakan. Dengan begitu tujuan nasional akan dapat kita capai yaitu penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi).

                  Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang normal atau aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram dengan panjang 48-52 cm. Tetapi ia akan kehilangan sampai 10 % dari berat tubuhnya dalam hari-hari setelah kelahiran. Kemudian pada akhir minggu pertama berat tubuhnya akan mulai naik kembali. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika seorang bayi yang baru lahir memerlukan perawatan yang baik dari ibu. Bayi lahir normal memiliki lingkar badan 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit, pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa, rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna, kuku agak panjang dan lemas, testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan), refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik, refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan reflex tersebut, gerakan tangan seperti memeluk dan graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam benda tersebut.

          Pada kongres “EUROPEAN PERINATAL MEDICINE II’ di London tahun 1970, diusulkan defenisi BBLR sebagai berikut bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu (249 hari), bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 sampai empat puluh dua minggu (259 sampai 293 hari) dan bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih). Adapun bayi berat lahir rendah dipengaruhi dari beberapa faktor diantaranya faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti umur ibu, umur kehamilan, paritos, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan minum alkohol dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu hamil (misalnya anemia, pendarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, kehamilan ganda, riwayat abortus, adapun faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan, faktor lingkungan seperti pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan, dan status sosial ekonomi dan budaya dan pelayanan kesehatan (antenatal cores).

          Merawat bayi memang bukan pekerjaan mudah. Jika tak dirawat dengan benar dan kebersihannya tak dijaga, tubuhnya akan rentan terhadap banyak penyakit. Adapun bagian tubuh yang penting dirawat dan dijaga kebersihannya diantaranya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah sekali terkena infeksi. Libatkan pangkal tali pusat dengan kasa steril yang dibasahi alkohol 70 persen. Jangan bubuhi ramuan apa pun pada pangkal tali pusat. Cukup alkohol 70 persen, karena tak mengandung zat-zat racun yang bisa diserap tubuh bayi, adapun perawatan mata pada bayi baru lahir, mata pada bayi baru lahir, karena di kandungan belum pernah menangis, maka sumber air mata belum berproduksi. Jadi, salurannya masih tertutup. Kadang terbuka tapi lalu menutup lagi, sehingga air mata yang seharusnya sudah mengalir jadi tergenang. Perlu dilakukan pemijatan di area sudut mata dengan menggunakan jari yang tak berkuku panjang atau cotton buds yang dibasahi air matang. Pijat lembut dari sudut mata ke bawah dan ke arah hidung, selama 5-10 kali. Lakukan lebih kurang 2 minggu, karena setelah itu, umumnya saluran air mata telah terbuka tetap dan berfungsi. Untuk membersihkan tahi mata, gunakan kapas steril yang dibasahi air matang. Selalu gunakan satu kapas steril untuk tiap mata, adapun perawatan kulit pada bayi baru lahir, bayi baru lahir minimal dimandikan sehari sekali karena ia belum tahan dingin. Dengan cara berendam di bak mandi atau dilap dengan waslap basah yang sudah diberi sabun bayi. Pilih yang mengandung Pro Vitamin B5. Ini berguna untuk merawat kesehatan kulit, memberi rasa nyaman, dan menjaga kulit tetap halus dan untuk mencegah munculnya biang keringat, atur temperatur ruangan/kamar bayi senyaman mungkin, sebaiknya jangan sampai bayi kepanasan dan jika tak punya AC, ventilasi kamar harus baik, adapun perawatan pada kulit kepala bayi, cradle crap atau kerak di kulit kepala disebabkan kulit kepala terpolusi udara dan debu. Sebaiknya di bersihkan dengan air matang setelah diberi obat dari dokter. Tetapi jangan terlalu keras karena setelah diberi obat, sebenarnya nanti akan terkelupas sendiri bisa juga dengan menggunakan baby oil, diamkan kira-kira 10-15 menit, lalu pijat secara lembut, dilanjutkan dengan pencucian. Jangan lakukan pijatan atau pembersihan dengan keras. Jika kulit kepala sampai berdarah dan infeksi, bisa berbahaya. Sebab, ada satu peredaran darah di kepala yang menyambung dengan otak dan usahakan kulit kepala tetap sejuk dan kering, karena kerak ini akan makin parah jika kulit kepala berkeringat. Jangan kenakan topi pada bayi kecuali jika sangat diperlukan dan lepaskan topi itu setelah bayi anda berada di dalam rumah atau kendaraan, adapun perawatan pada rambut bayi, pemakaian sampo bayi yang mengandung Pro Vitamin B5, agar rambut tetap sehat, mudah diatur, dan lebih bercahaya dan untuk membantu pertumbuhan rambut, bisa digunakan hair lotion yang juga mengandung Pro Vitamin B5 dan Vitamin E yang memberikan kelembaban ekstra pada kulit bayi yang sensitif. Untuk bayi kecil, basahi rambutnya dengan semprotan halus atau dengan menuangkan secangkir air. Tambahkan satu-dua tetes sampo dan gosok lembut sampai berbusa. Hindari jangan sampai sampo mengenai mata. Basuh sampai bersih dengan semprotan lembut atau beberapa cangkir air dan untuk bayi yang sudah dapat berdiri sendiri, gunakan alat khusus yang dapat melindungi mata dari aliran air dan sampo saat rambutnya dikeramasi.

                 Adapun perawatan pada hidung bayi baru lahir, bagian dalam hidung punya daya pembersih sendiri dan tak perlu perawatan khusus. Jika ada cairan atau kotoran yang keluar, bersihkan bagian luarnya. Jangan gunakan cotton buds, tisu yang digulung kecil atau jari Anda untuk mengeluarkan kotoran dari dalam hidung. Anda hanya akan mendorong kotoran itu lebih jauh ke dalam atau bahkan menggores membran pembatas hidung yang peka. Jika bayi memiliki banyak lendir karena pilek sehingga menghambat pernapasan, sedot keluar dengan cara mengisapnya oleh ibu secara lembut atau dengan aspirator hidung bayi. Tutup sebelah lubang hidung dengan jari, lalu isap sebelahnya. Begitu bergantian. Jangan sekali-sekali mengisap kedua lubang sekaligus, karena berbahaya. Lendir dapat naik ke telinga tengah, sehingga menimbulkan infeksi telinga tengah, adapun perawatan telinga pada bayi baru lahir, sama seperti hidung, bagian dalam telinga juga tak boleh dibersihkan. Anda boleh membersihkan jika kotoran itu sudah mencapai "pintu" keluar atau setelah melewati "tikungan" di dalam liang telinga luar. Gunakan cotton buds yang diberi air hangat agar kotoran jadi lebih lunak, sehingga mudah dikeluarkan. Mintalah pertolongan dokter untuk membersihkan kotoran yang berada di dalam telinga dan keras. Sementara daun telinga dapat dibersihkan tiap kali memandikan bayi, gunakan cotton buds atau kapas yang dibasahi air hangat dan lakukan secara lembut, adapun perawatan mulut pada bayi baru lahir, sebenarnya mulut bayi tak perlu perawatan khusus. Apalagi sampai menggunakan kasa steril yang dibasahi air matang untuk membersihkan endapan susu di permukaan lidah. Endapan susu tak perlu dibersihkan. Setelah usia 3 bulan, endapan susu tak ada lagi, karena bayi sudah mulai makan makanan padat. Jadi, cukup diberi air putih saja untuk membersihkan mulutnya, Setelah bayi tumbuh gigi, sekitar usia 6 bulan, boleh gusi dan gigi dibersihkan sekali sehari dengan kasa steril yang dibasahi air matang. Sampai usia sebulan, mulut dan bibir bayi mudah sekali ditumbuhi jamur candida. Jamur ini berasal dari orang dewasa, terdapat di selaput lendir dan lebih sering dijumpai di vagina. Jika tangan ibu tak bersih setelah memegang vagina, lalu memegang tangan bayi dan bayi memasukkan tangannya ke mulutnya, maka "hinggap"lah jamur candida di mulutnya. Gejalanya tampak dari munculnya busa-busa putih di area bibir dan mulut. Jamur candida bisa diobati dengan obat dari dokter.

                 Adapun perawatan kuku pada bayi baru lahir, sejak bayi baru lahir, kuku-kukunya boleh digunting (namun ada beberapa kalangan masyarakkat yang percaya harus menunggu 40 hari) tetapi lakukan secara hati-hati, jangan sampai kulitnya ikut tergunting. Setelah digunting, kuku-kuku itu harus pula dikikir. Bila tidak, kuku-kukunya akan tetap tajam dan ini bisa berbahaya jika sampai mengenai kornea mata. Ingatlah bahwa bayi selalu menggunakan tangannya untuk menyentuh apa saja, termasuk bagian-bagian wajahnya. Untuk mencegah kuku-kuku bayi menggores bagian-bagian yang membahayakan, tutuplah dengan sarung tangan saat bayi sedang tak diawasi. Selama ia dalam pengawasan, tangannya tak usah diberi sarung. Sebab, tangan merupakan bagian dari pancaindera yang harus dikembangkan, yaitu indera peraba yang justru merupakan indera utama pada bayi. Apalagi bayi baru lahir mulai mengenal dunianya lewat sentuhan. Pegang saja tangannya dengan lembut saat mau mencakar atau menyentuh sesuatu yang berbahaya dan pengguntingan kuku bayi dapat dilakukan saat ia tidur atau kala terbangun. Mintalah bantuan seseorang untuk memeganginya selama anda menggunting kuku-kukunya. Gunakan selalu gunting kuku bayi yang berujung membulat atau tumpul dan untuk menghindari kulit ikut tergunting, tekan bantalan jari ke bawah menjauh dari gunting dan jika terjadi kecelakaan kecil, tekan bagian yang tergunting dengan pembalut steril sampai darah berhenti dan berikan obat antiseptic. Adapun perawatan bokong pada bayi baru lahir, area ini mudah terkena masalah, karena sering berkontak dengan popok basah dan terkena macam-macam iritasi dari bahan kimia serta mikroorganisme penyebab infeksi air kemih/tinja, maupun gesekan dengan popok atau baju. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan merah di sekitar bokong meski tak semua bayi mengalaminya, tapi pada beberapa bayi, gatal-gatal dan merah di bokong cenderung berulang timbul. Tindakan pencegahan yang penting ialah mempertahankan area ini tetap kering dan bersih. Jika usaha pencegahan tak berhasil, yang dapat anda lakukan ialah jangan gunakan diapers sepanjang hari (cukup saat tidur malam atau bepergian), jangan mengganti-ganti merek diapers (gunakan hanya satu merek yang cocok untuk bayi anda), lebih baik gunakan popok kain jika terpaksa memakai diapers, kendurkan bagian paha untuk ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil/besar), tidak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika perlu, biarkan ia tidur dengan bokong terbuka dan pastikan suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tak kedinginan, jika peradangan kulit karena popok pada bayi anda tak membaik dalam 1-2 hari atau bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter anak anda dan penting pula diperhatikan faktor makanan. Para ibu yang menyusui bayinya dengan ASI harus menghindari makanan yang mengandung lemak, asam dan pedas karena dapat membuat bayi sering buang air besar sehingga pantatnya jadi lecet. Ini harus diobati dengan obat dari resep dokter.

                  Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya terkadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir. Adapun mitos-mitos merawat bayi baru lahir yang berkembang di masyarakat diantaranya dibedong agar kaki tidak bengkok, hampir setiap bayi memiliki kaki yang tampak bengkok, begitulah fisiologis kaki bayi. Ini disebabkan karena ia masih terbiasa dengan posisi meringkuk ketika masih berada didalam rahim. Seiring berjalannnya waktu, kakinya akan lurus dengan sendirinya. Pada kenyataannya, dibedong dapat menggangu perdedaran darah bayi. Jantungnya akan terpaksa bekerja lebih berat untuk memompa darah karena tubuhnya dibebat terlalu berat. Bahkan, ini beresiko membahayakan tulang panggul, dapat menyebabkan dislokasi panggul dan paha. Beberapa ibu membedong bayi untuk melindungi dari dingin, baik karena faktor cuaca atau setelah mandi. Sebenarnya baju lengan panjang dan celana panjang pun sudah cukup untuk menghangatkan tubuh sikecil. Hidung ditarik-tarik agar mancung juga merupakan mitos yang berkembang dewasa ini, faktanya tidak ada hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung, semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan itu sudah bawaan, selain kedua hal di atas terdapat pemakaian gurita agar tidak kembung, bayi bernapas dengan otot-otot pada perutnya. Jadi, memasangkan gurita justru manghambat pernapasannya. Perutnya yang kembung sudah bentuk alamiah. Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu kencang terutama di bagian dada agar jantung dan paru-parunya bisa berkembang dengan baik. Dan jika tujuannya supaya pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak kencang.

                   Menggunting bulu mata agar lentik, juga merupakan salah satu mitos yang berkembang di masyarakat, bulu mata berfungsi melindungi mata dari gangguan benda-benda asing. Jika dipotong, fungsinya tidak lagi dapat bekerja secara optimal. Panjang pendeknya bulu mata sudah menjadi bawaan dari bayi itu sendiri. Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang), tentang mitos ini belum berbahaya karena mengandung kafein yang akan memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat. Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju bayi, bayi akan gelisah tidurnya, jika dipikir secara logika jelas tidak masuk akal, mungkin bayi gelisah saat tidur karena dia pipis, buang air besar, gerah, atau ada faktor lain, jadi bukan karena saat memeras pakaiannya. Jangan menyusui bayi jika bunda sedang sakit, penyakit yang diderita ibu menyususi tidak dapat ditularkan melalui ASI. Sebaliknya, saat ibu sedang sakit tubuh si ibu akan menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang lebih banyak dan akan ikut ke dalam asi yang jika di minum si bayi akan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Yang tidak boleh adalah menyusui bayi saat sakit tanpa ada pelindung untuk ibu, contohnya pakai masker penutup mulut dan hidung saat flu karena akan memularkan penyakit, jadi bukan karena ASI. Popok kain lebih baik daripada diapers, popok kain maupun diapers memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Disatu sisi, popok kain memang lebih murah karena dapat digunakan berulang kali. Namun, agak merepotkan karena harus selalu diganti setiap si kecil buang air besar. Disisi lain, diapers lebih mahal, tetapi memiliki daya serap yang lebih tinggi, sehingga hanya perlu diganti kalau popok sudah penuh atau buang air besar. Untuk menjaga kulit si kecil,pastikan ukuran diapers sesuai dengan tubuhnya. Bayi perlu dipakaikan bedak setelah mandi atau sehabis ganti popok, lebih baik, oleskan baby cream. Karena penggunaan bedak di daerah lipatan seperti tangan, kaki atau selangkangan dapat menggumpal. Jika gumpalan ini bercampur dengan keringat akan menjadi sarang berkembangnya kuman dan bias menyebabkan iritasi. Partikel bedak yang terhirup bias mengganggu pernapasannya. Bayi yang mengalami kuning beberapa hari pasca kelahirannya harus dijemur diruangan terbuka, penyakit kuning yang diderita bayi merupakan proses alamiah dari pemecahan sel darah ibunya. Proses ini memang dapat terbantu oleh sinar matahari. Tetapi saat ini kontak langsung sudah tidak disarankan sebaiknya jemur dibalik kaca selama kira-kira 15 menit untuk masing-masing bagian depan dan punggung bayi.

                  Mitos mengenai ketika bayi demam harus dikompres air dingin, faktanya setelah dikompres, tubuh yang awalnya panas mungkin akan terasa dingin begitu diraba. Akan tetapi, ini bukan pertanda bahwa si kecil membaik. Sebaliknya, suhu dingin dari kompresan tersebut akan mengirim sinyal yang salah kepada tubuh anak. Tubuh mungilnya akan menganggap bahwa cuaca sedang dingin dan akhirnya merasa perlu memproduksi panas lagi. Jadi lebih baik kompres dengan air hangat agar tubuhnya berhenti memproduksi panas. ASI pertama yang berwarna kekuningan merupakan ASI yang sudah basi dan tidak baik dikonsumsi bayi, faktanya ASI pertama adalah kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh dan kaya akan protein. Warna dan penampilan ASI putih keruh serta encer sering pula diasumsikan sebagai ASI kualitas jelek. Warna dan kejernihan ASI sangat tergantung bahan nutrien yang terkandung di dalamnya. Tidak ada ibu yang mempunyai ASI seputih dan seindah penampilan susu formula. Namun demikian, kualitas ASI tak dapat ditandingi oleh susu formula manapun. Adapun mitos lainnya seperti bayi harus tidur dengan botol susu, namun faktanya penggunaan alat ini memang membantu bayi tidur lebih cepat. Akan tetapi, penggunaan botol susu dapat meningkatkan resiko si kecil terkena infeksi telinga karena susu yang seharusnya diminum justru mengalir ke saluran eusthacius ( penghubung antara tenggorokan bagian belakang dan telinga bagain belakang ). Jadi, jika ingin memberi si kecil susu melalui botol, sebaiknya angkat dulu si kecil dan pastikan kepalanya lebih tinggi dari badan.

                  Dalam menghadapi mitos-mitos yang telah berkembang di masyarakat, kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan yang nantinya kita beri penyuluhan mengenai mitos-mitos yang merugikan sedangkan yang mitos yang baik kita beri bimbingan lagi agar tidak ada kesimpangsiuran dalam mengartikannya terlebih bagi masyarakat awam dan dalam nelakukan penyuluhan  kita harus mampu dengan kebudayaan yang berlaku di lingkungan setempat.



       sumber referensi:
         Diunduh pada tanggal 14 Oktober 2010
         Diunduh pada tanggal 14 Oktober 2010