Minggu, 28 November 2010

Masa Nifas

(Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas)

       Aspek budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang mendasar , yang berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) . serta mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Masa nifas adalah dimana kelahiran plasenta berakhir sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamnya 6 minggu-8 minggu, selain itu juga masa nifas juga merupakan masa kritis pada bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir . untuk itu perawatan pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk di perhatikan .

       Adapun macam-macam perawatan pada ibu dan bayi diantaranya perawatan masa nifas mencakup berbagi aspek mulai dari pengaturan mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, perawatan juga memanfaatkan sistem pelayanan biomedical . Adapun cara untuk Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


       Berikut ini macam-macam aspek  pada masa nifas diantaranya pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam “ngayep” dilarang banyak makan dan minum, pada masa nifas dilarang tidur siang, pada masa nifas ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan tapel dan pada Masa nifas ini ibu juga harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.


       Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di wilayah Puskesmasyakni ada dua secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Adapun secara praktis untuk meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan enambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang asuhan kebidanan nifas khususnya tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
 

sumber referensi:
Soepardan, Soeryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar